Jika Bisa Bersyukur, Kenapa Harus Mengeluh?

Beberapa hari belakangan, reality is definitely a *nope* buat gue. Sampe akhirnya gue sadar kalo pernyataan "reality is a lovely place, but I wouldn't want to live there" adalah pernyataan terbodoh yang masih aja dijadiin bio twitter sama Owl City. Kalo ga hidup dalam realita, lo mau hidup dimana? Di dalam mimpi? Mimpi cuma bisa ngasih kebahagiaan yang semu, unreal. Akhir-akhir ini gue lagi jadi manusia yang terlalu sombong karena gamau bersyukur dan mempertanyakan hal-hal gapenting macem 'kenapa sih hidup gini amat'; 'kenapa sih hidup susah'; 'kenapa sih pada kenyataannya gaada yang abadi'; 'kenapa sih orang-orang harus berubah dan datang-pergi seenaknya'; 'kenapa sih enakan pas jadi anak-anak drpd jadi dewasa gini banyak masalah ini-itu gak simpel'; 'kenapa hidup ini ga adil'. Oh come on, the only thing that makes life unfair is the delusion that it should be fair. Semua pertanyaan itu nonsense dan abege labil banget. Terlalu banyak mempertanyakan pertanyaan2 retoris dan gak realistis. Menginginkan hal yang gak mungkin terjadi di kehidupan.

"Jika bisa bersyukur, kenapa harus mengeluh?"

Sebenernya, Yang di Atas sudah mendesain kehidupan sedemikian rupa sehingga jumlah hal-hal yang bisa lo syukuri akan jauh lebih banyak dari hal-hal yang lo keluhin. Tapi sayangnya, kebanyakan manusia IQ&EQ nya terlalu jongkok, bahkan tiarap untuk menyadari dan mensyukuri nikmat yang Tuhan kasih. Nikmat sejuta hari bisa dengan mudahnya terlupakan cuma karena susah 1 hari. Nikmat bertahun-tahun bisa dengan mudahnya dianggap ga ada cuma karena dikecewakan kehidupan untuk beberapa hari. Dasar manusia.

Biasanya manusia akan menyadari hal-hal yang patut disyukuri itu ketika hal-hal itu ga ada. Ketika lo ada di tengah-tengah keluarga yang hangat, lo malah sibuk sendiri sama dunia dan gadget lo. Tapi pas sendirian, lo baru akan sadar betapa berharganya sebuah family-time. Ketika lo sibuk dengan orang-orang baru dalam kehidupan lo dan ga peduli lagi sama sahabat lo. Tapi pas orang-orang baru yang lo agung-agungkan itu pergi, lo baru bisa menghargai dan sadar kalo selama ini sahabat lo yang selalu ada. Ketika lo bener-bener lupa untuk mensyukuri hal sesimpel 'eh-gue-bisa-nafas'. Beneran deh, kalo lo mau mencari, lo akan menyadari betapa banyak hal-hal manis yang udah Tuhan kasih ke lo. Walaupun terkadang hal-hal manis itu sedikit tersembunyi di balik hal gak mengenakkan yang disebut cobaan. Percayalah bahwa Tuhan selalu mempersiapkan suatu hikmah di setiap kejadian.

Kenyataan emang suka kayak pup, tapi disitulah serunya kehidupan, disitulah letak pembelajarannya, disitulah perjuangannya. Karena lo pernah jatoh, jadi lo bisa lebih meroket. Karena lo pernah salah, jadi lo bisa memastikan kesalahan itu ga akan terulang. Karena lo tau rasanya terpuruk, jadi lo akan berjuang mati-matian untuk ga ngerasain hal itu lagi. Sekali lagi, setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Lagipula, hidup itu harus capek. Karena kalo ga capek, berarti lo ga memperjuangkan apapun dalam hidup lo. Hidup tanpa perjuangan akan membuat lo mati dalam keadaan depresi karena gabisa jawab pertanyaan : 'Untuk apa lo hidup?'. Jadi manusia, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?